“Aku bingung ran.”
“Kenapa?” Balas Rana.
“Aku dalam waktu lampau, telah mengambil keputusan. Aku menerima sebuah tanggung jawab. Tapi kenapa sekarang itu tidak membawa kebaikkan.”
Rana belum membalas apa-apa.
“Terutama kepada orang sekitar, kepada orang dimana mata aku berhenti. Aku seakan akan hanya membagi kesulitan, membawa keluh kesah, membuyarkan harapannya.”
“Kamu ada ketika aku lelah, aku muak dengan rutinitas. Ia dengan manisnya selalu hadir untukku. Tapi ketika Ia ingin sekedar senyum melihat aku tersandung saat jalan, aku sudah sulit ditemukan”
“Aku merasa egois, kecil dan tidak pantas. Apa yang aku lakukan tidak memberi manfaat kepada orang lain, aku hanya memperkaya diri”
Akhirnya Rana Bori bersuara juga ,”Aku tidak bisa membantu nih, ini tanggung jawab yang kau ambil. Sudah sewajarnya ada dampaknya. Positif dan negative. Harusnya kamu sudah siap dengan dampaknya lah”.”Aku pikir juga, janganlah kamu merendahkan diri seperti itu, tidak pantas. Setiap orang punya bagian dirinya tidak istimewa, tapi bagaimana kita semua memilih untuk menghadapi itulah yang berbeda dari setiap orang. Aku pikir yang lari dari kenyataan, tidak akan mempunyai masa depan yang penuh dengan kenyataan. Tapi yang mengobralkan kekurangannya juga tidak disukai. Siapa yang butuh orang yang pasti tidak bisa?”
“Mungkin kamu mulai membantu..” balas Aku.
“MUNGKIN. Aku tidak membantu banyak. Ini, kamu yang harus menghadapi hari hari kamu sendiri. Janganlah malu untuk mengeluh, karena dengan begitu orang akan mengerti kamu. Percayalah tanggung jawab akan membawamu menjadi special pada waktunya”. ”Berdamailah dengan orang sekitar kawan, kamu akan membawa kebahagiaan, dengan caramu sendiri, dengan apa yang menjadi beban pikiranmu sekarang. Kata kuncinya, kamu khawatir karena kamu bertanggung jawab, karena kamu peduli”
Aku menjawab,”Aku ingin melihat matanya yang selalu penasaran”. Matanya menerawang, melihat langit. Aku terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Mungkin masalah pelik ini tidak selesai hari ini. Mungkin momentumnya tidak tepat. Tapi aku merasa dapat melihat dari sisi lain. Entah bagaimana rasanya sedikit menyenangkan.
“Terima kasih Rana Bori.”