Friday, March 18, 2011

Terus mengunyah

(c) cireng keraton, tapi ini yang moto bukan mereka

Gigitan pertama tidak terasa begitu menggoda. semoga gigitan selanjutnya tetap menarik. Dimakan hangat hangat tidak terlalu panas, tapi cukup panasnya sehingga kerenyahannya masih ada.

terus mengunyah.

Saturday, March 5, 2011

Mahal ato Murah?

(c) dari tempat gue nemu. ga inget dimana.

Ini gue temukan di en.Rakuten.co.jp, sebuah situs jual beli asal jepang. mereka sih klaim no.1 di jepang. gue ga tau pasti. tapi tempatnya emang luas dan penuh barang begitu. dan notebook diatas gue temukan dengan harga $3.99 atau kira kira Rp 35.000 merk kokuyo. disini? ada yang jual, tapi ga 35ribu deh.

Saturday, February 26, 2011

Selamat Malam Saudaraku!

Biarkan Rana Bori beristirahat dan tertidur dulu. Aku ambil alih.


Rasanya aku pengen deh mencuci Jahim--Jaket Himpunan--ku. Sudah kotor. Di bagian kerahnya penuh bekas keringat. Begitu juga dibagian lengan dalam, mulai bekas bekas keringat dan wudu. Mungkin daerah tersebut tidak pernah benar benar kering. Untung ia tidak berbau keringat atau busuk. Tapi tidak wangi juga. Bagian luarnya penuh debu dan aroma matahari, aku pakai dia siang dan malam. Melawan panas matahari, Melindungi dari dinginnya angin. Tapi kapan waktu yang tepat untuk mencuci jahim ini, kegiatan sungguh sedang banyak, dan menurut etika tak tertulis yang ada, aku tidak akan sempat mencuci dekat dekat ini. Kalau begitu nikmati saja lah. Semoga tidak menjadi bau dulu, kalau bekas keringkat aku masih bisa hadapi deh.
Sebenarnya paragraf barusan bisa diartikan dari dua sisi. Pertama aku memang ingin mencuci jahim ini secara fisik. tapi bila ada waktu, aku ingin kamu melihat juga bahwa aku juga ingin "mencuci jahim" sebagai analogi dan diartikan lain. Apa itu? berharaplah kita tinggal satu kampus kawan, aku tidak akan memberitahu kamu.


Tahukah kamu bahkan si Oom juga sudah menangis. Aku tidak bisa menunjukkan fotonya, tapi mainlah ke sekre.
Tangisan Oom ini juga bisa mempunyai dua arti. secara harfiah? sudah pasti itu memang terjadi.


Selamat Malam Bos Bos Sekalian!

Legenda Delapan Belas Boneka

Pengantar
Aku buat kisah ini, sebagai cara melihat aku kepada sistem kepengurusan suatu organisasi. ini hanya sebuah analogi serampangan yang kalau kamu tidak berpikiran terbuka atau bebas, akan menyalahkan aku sekarang karena apa yang aku tulis. bila kamu merasa tidak berpikiran tertutup, tolong nikmati saja sebagai cerpen yang biasa.
Ini pelunasan HUTANG yang aku janjikan kemarin, dengan ditulisnya cerpen ini, maka hutang dianggap lunas.


Pada suatu hari, ada seorang pembuat boneka yang sangat terkenal. Ia menciptakan banyak boneka dan disukai oleh semua orang hingga suatu saat Ia memutuskan untuk berhenti. Ia merasa lelah dan capai dalam membuat boneka, Ia ingin menikmati waktu waktu di masa tuanya.
Semua orang bereaksi atas keputusan sang pembuat boneka tersebut. Ada yang setuju, kata mereka "Wajarlah dia sudah punya cukup uang". Ada juga yang tidak setuju. Timbullah pro-kontra atas keputusan sang pembuat boneka tersebut.
Sang pembuat boneka sungguh tidak mengerti kenapa semua orang jadi mengurusi dirinya, apalagi keputusannya. Ia sungguh bingung dibuatnya, akhirnya dia memutuskan untuk mencari tahu kenapa muncul pro-kontra ini.
Semua orang yang berpendapat pro terhadap keputusan sang pembuat boneka memberikan alasan alasan kuat dan ini sungguh membuat hatinya senang. rasanya Ia ingin langsung berhenti saat ini juga mendengar pendapat pendapat dari masyarakat yang pro tersebut.
Tetapi hatinya sungguh tak tega, Ia merasa kecil hati mendengar pendapat pendapat dari masyarakat yang kontra terhadap keputusannya itu. Ia tidak sedih, hanya muncul niatan untuk tetap membuat boneka ini.
Ia terus mencari jawaban sambil tetap membuat boneka untuk menghibur semua orang. hingga akhirnya dia tahu apa yang harus Ia lakukan.


"Aku tahu! Aku buat sebuah prestasi besar agar Aku diingat terus dan orang orang yang kontra terhadap keputusanku dapat berhenti dan puas dengan prestasi besar ini".


"Aku akan buat mahakarya!"


Lalu sang pembuat boneka memutuskan untuk membuat boneka yang sempurna tidak satu tapi langsung 18--Delapan Belas--. ya! DELAPAN BELAS!.
Kenapa tidak membuat satu saja? karena menurut sang pembuat boneka dengan pengalamannya yang banyak dan lama. tidak pernah ada satu boneka yang bisa menjawab keinginan atau kebutuhan dari para pelanggannya.
Ia pun mempelajari segala hal, dari pelanggannya. kondisi kondisi lain, buku buku penjualan bonekanya, dari pengalamannya bertahun tahun membuat boneka.
Maka dibuatlah delapan belas boneka, yang satu sama lain saling melengkapi. meskipun masing masing boneka dapat berdiri sendiri sebagai boneka yang menarik sempurna. bila delapan belas boneka ini disatukan maka bisa menciptakan sesuatu yang besar dan luar biasa.
Ia ciptakanlah delapan belas boneka yang luar biasa ini. delapan belas boneka benar benar disukai pelanggan sang pembuat boneka. sang pembuat boneka pun bisa bersantai menjalani hari tuanya. delapan belas boneka tersebut dengan uniknya dapat menjawab kebutuhan seluruh pelanggan.
Delapan belas ini terus berkembang, tumbuh dan menjadi terkenal, setara dengan ketenaran sang pembuat boneka.
Hingga ada suatu kejadian, mereka diperebutkan oleh para pelanggan, semua anak kecil menginginkan mereka. padahal jumlah mereka telah delapan belas, tetap tetap saja tidak cukup. Mereka lelah dengan keributan keributan yang terjadi. Mereka memutuskan untuk membuat boneka lagi, sehingga mereka tidak perlu berlelah-lelah lagi dengan keributan.
"Ayo masing masing dari kita membuat boneka setiap malam satu boneka. Dengan begitu esok pagi ada 18 boneka seperi kita, dan minggu depan ada seratus dua puluh enam boneka seperti kita!"
Masing masing membuat boneka malam itu, dengan keahlian dan pandangan masing masing mengenai kesempurnaan sebuah boneka. Lalu paginya ada delapan belas boneka baru dan sama sekali tidak disukai oleh orang orang. Semua orang tetap senang dengan delapan belas boneka utama buatan Sang pembuat boneka.
Sungguh Mahakarya boneka boneka ini. Belum tergantikan oleh boneka buatan boneka boneka sempurna. Tampaknya tangan terampil Sang Pembuat Boneka yang terkenal belum terkalahkan.
Boneka boneka ini pun berunding, bagaimana cara membuat boneka yang sempurna. Malam ini mereka bersatu dan mencoba membuat sebuah boneka. Berharap nanti pagi akan disukai semua orang, mereka membuatnya sampai larut malam. Penuh pertimbangan, diskusi dan asumsi. Akhirnya mereka menyelesaikan boneka itu juga.


Pagi harinya boneka tersebut dipajang. Orang orang mulai menyukai boneka baru ini. Meskipun tidak semua orang, tapi paling tidak boneka baru ini tidak ditolak mentah mentah seperti boneka buatan mereka sebelumnya.


Delapan Belas boneka ini merasa tidak puas, meskipun boneka yang mereka buat cukup berhasil. Mereka menyadari, memang semakin banyak mereka berunding, maka boneka yang mereka buat akan semakin sempurna dan semakin disukai orang orang. Tetapi itu berarti setiap malam akan ada diskusi yang berat dan panjang dan kapan selesainya malam malam penuh usaha ini mereka juga tidak bisa memastikan. Karena semua menunggu kepastian dari para pelanggan.
"Kita harus setiap malam berpikir dan berdiskusi bersama menciptakan boneka". "Sungguh Melelahkan!". "Aku juga tidak setuju!". Tetapi mereka menyadari kebutuhan mereka akan boneka boneka baru. Selain menyadari kelelahan mereka karena membuat boneka setiap malam.
Mereka berpikir, apa yang melelahkan dari kerjaan mereka bila setiap malam membuat boneka. "Kalau hanya berpikir dan membuat rumusan boneka yang sempurna, itu mudah!". "Harusnya beberapa malam saja sudah selesai". "Yang melelahkan adalah proses membuat bonekanya. Apalagi ada delapan belas sumber pikiran, delapan belas pandangan dan pola pikir, terlebih tigapuluhenam tangan yang akan membuat boneka."
"Kita buat boneka sang pembuat boneka saja. nanti ide ide cemerlang kita, tinggal kita sampaikan kepada boneka itu, dan dia yang akan membuat boneka boneka buat kita, sempurna pula. bagus pula"


Delapan belas boneka setuju dengan gagasan itu, maka dibuatlah boneka sang pembuat boneka. boneka ini terus membuat boneka boneka yang disukai oleh semua orang, berkat masukan dari pemikiran pemikiran cemerlang dari delapan belas boneka.


Akhir cerita, Sang Pembuat Boneka dapat menikmati masa tuanya dengan kaya raya bersama cucu cucunya, delapan belas boneka menjadi maha karya yang abadi dan tetap dimainkan, para pelanggan tidak perlu ribut memainkan boneka yang mereka sukai karena tersedia cukup. Semua hidup bahagia.


Penutup
Saat Sang Pembuat Boneka dan Delapan Belas Boneka menjadi tua, mati dan selesai. Boneka Sang Pembuat Boneka menjadi semakin terkenal dan laris. orang orang dari seluruh dunia tidak ada yang ingat lagi dia sesungguhnya boneka juga. mereka mengenalnya sebagai Sang Pembuat Boneka. Hingga suatu saat ia lelah dan legenda baru dimulai.

Thursday, February 24, 2011

Aku mau buat hutang.

Sebelum tulisan menjadi terlalu panjang, enaknya aku menyombongkan diri dulu deh. hari kamis ini aku sibuk sekali. jam setengah 6 sore ada rapat mengenai kebutuhan masyarakat sampai jam setengah delapan. setengah delapan malam lanjut rapat lain, dan aku harus berpresentasi disitu. sampai jam sebelas malam tadi. sibuk kan? di luar kegiatan kuliah. rasanya keren yak.

enggak keren juga sih, karena ternyata aku harus menjadi super fokus dimana pun. dan itu tidak mudah.

katanya seorang presenter--orang yang melakukan presentasi*--tidak boleh menunjukkan kelemahannya didepan peserta presentasi. para peserta tidak mau tahu bagaimana kondisi sang presenter, yang mereka inginkan adalah performa terbaik dari presenter. itu lah presenter yang profesional dan baik. aku boleh berbangga diri, karena aku merasa sedikit mirip dengan itu. sampai acara presentasi usai, aku merasa cukup jelas menjelaskan, dan para peserta tidak ada yang tahu bahwa aku sedang sakit. semacam gejala mau flu begitu. tenggorokan tidak lega dan badan menghangat. tapi tahu apa para peserta? aku sehat wal afiat. rasanya justru itu yang membuatku merasa sehat. hha.

Hutang yang aku mau janjikan kepada semua pembaca adalah aku berhutang tulisan. aku sudah membuat sebuah cerpen yang aku tulis dalam buku, aku akan mempostingnya ke blog ini. atau dalam kata lain mengubahnya dalam versi digital. aku harap itu jenis yang tepat. agak abstrak isinya, susah ditangkap. karena aku buat dengan latar yang aku sembunyikan dan berisi sindiran. kalau kau tidak sedang di sekitarku, pasti agak sulit menangkapnya. tapi MAAF, hal tersebut akan aku biarkan begitu.

kenapa tidak sekalian nulis sekarang aja? karena seperti yang telah aku jelaskan diawal, aku sedang sakit kawan --ya, paling tidak, tidak dalam kondisi terbaik--

maka dengan ini resmi hutang ini aku buat dan tawarkan untuk khalayak pembaca ramai. ingatkan aku untuk membayar hutang ini. kalau sampai jumat malam aku belum posting cerpen tersebut.

selamat malam. semoga cepat sembuh bagi yang sedang sakit juga.


--aku--
aku tidak sama dengan Rana Bori

catatan
*presentasi disini berarti audiensi. apa itu audiensi? aku tidak mau menyombong terlalu banyak. maka aku memilih untuk tidak menjelaskannya.

Monday, February 21, 2011

Rana Bori : Mencari Waktu Luang


Prolog
Malam ini, berbeda dengan malam malam sebelumnya, begitu juga minggu ini. terasa begitu sibuk. aku merasa tidak punya waktu untuk mengembangkan diri. ada kesempatan sedikit, langsung aku salurkan keberanian menulis ini. mengenai hal paling berharga didunia ini.


Waktu luang adalah saat saat dimana kita bisa melakukan kegiatan yang kita sukai. waktu seperti ini berpotensi meningkatkan kelebihan kita. atau kita bisa mendapat manfaat besar dari kegiatan di waktu luang. karena konten kegiatan didalam maka disebut waktu luang.

Kemana sih waktu luang itu? rasanya dia suka menghilang. tidak tersedia saat kita butuh ya. kadang kadang aku cari cari tidak ketemu juga. padahal kita melewati waktu bagaikan kita naik prosotan. sekali meluncur kita tidak bisa naik kembali keatas. tetapi terus menluncur ke bawah. cara kita melewati waktu--atau waktu melewati kita--cuma satu arah dan tidak bisa berbalik. jadi kalau udah lewat, ya kita tidak bisa mendapatkan waktu lagi. artinya kalau kemarin rasanya ada waktu luang yang kita cari cari itu. belum tentu saat ini masih ada, atau paling tidak di hari yang sama minggu depannya. akhirnya dia sering menghilang. waktu luang yang tidak bisa kita takar harganya.

sebenarnya ada cara kita mendapatkan waktu luang. kita pasti pernah berpikir,"aku pengen olahraga deh, tapi kapan ya? rasanya gada waktu luang deh". kamu bisa buat ko. gimana caranya?--aku langsung jelaskan pakai contoh kegiatan misalnya olahraga, semoga mudah dipahami--
pertama tetapkan kegiatan yang kamu mau lakukan. tetapkan waktunya. tapi tadi kan tidak ada waktu luang? pasti ada percayalah. cuma karena kegiatan kamu banyak yang tentatif, tidak  kamu prediksi, maka kamu merasa tidak ada waktu luang. cek kegiatanmu seminggu ini secara rinci. begitu kamu lihat ada yang luang dan tidak ada kegiatan rutin dalam artian hari dan jam yang sama minggu depan. waktu tersebut diperkirakan luang juga. ambil dan jadikan itu waktu luangmu.
kedua paksa kegiatan olahraga setiap minggu diwaktu yang sama yang telah kamu tetapkan. bila ada ajakan kegiatan lain dari orang lain, tolaklah karena ingat! kamu sudah punya agenda saat itu. agenda yang kamu buat sendiri. lakukan pemaksaan itu sampai kamu berpikir bahwa kegiatan olahraga ini adalah kegiatan rutin yang tidak bisa diganggu seperti kegiatan kuliah kamu--kalau kamu mahasiswa--.
ketiga. kamu berhasil membuat kegiatan yang kamu pikir tidak bisa kamu lakukan sebelumnya, didalam waktu luang yang kamu telah buat sendiri. setelah ini kamu siap untuk membuat waktu luang selanjutnya.

mulailah coba mencari waktu luangmu sendiri kawan.

--Rana Bori--

Wednesday, February 16, 2011

Rana Bori : Kemana Aku?

“Aku bingung ran.”
“Kenapa?” Balas Rana.
“Aku dalam waktu lampau, telah mengambil keputusan. Aku menerima sebuah tanggung jawab. Tapi kenapa sekarang itu tidak membawa kebaikkan.”

Rana belum membalas apa-apa.

“Terutama kepada orang sekitar, kepada orang dimana mata aku berhenti. Aku seakan akan hanya membagi kesulitan, membawa keluh kesah, membuyarkan harapannya.”

“Kamu ada ketika aku lelah, aku muak dengan rutinitas. Ia dengan manisnya selalu hadir untukku. Tapi ketika Ia ingin sekedar senyum melihat aku tersandung saat jalan, aku sudah sulit ditemukan”

“Aku merasa egois, kecil dan tidak pantas. Apa yang aku lakukan tidak memberi manfaat kepada orang lain, aku hanya memperkaya diri”

Akhirnya Rana Bori bersuara juga ,”Aku tidak bisa membantu nih, ini tanggung jawab yang kau ambil. Sudah sewajarnya ada dampaknya. Positif dan negative. Harusnya kamu sudah siap dengan dampaknya lah”.”Aku pikir juga, janganlah kamu merendahkan diri seperti itu, tidak pantas. Setiap orang punya bagian dirinya tidak istimewa, tapi bagaimana kita semua memilih untuk menghadapi itulah yang berbeda dari setiap orang. Aku pikir yang lari dari kenyataan, tidak akan mempunyai masa depan yang penuh dengan kenyataan. Tapi yang mengobralkan kekurangannya juga tidak disukai. Siapa yang butuh orang yang pasti tidak bisa?”

“Mungkin kamu mulai membantu..” balas Aku.

“MUNGKIN. Aku tidak membantu banyak. Ini, kamu yang harus menghadapi hari hari kamu sendiri. Janganlah malu untuk mengeluh, karena dengan begitu orang akan mengerti kamu. Percayalah tanggung jawab akan membawamu menjadi special pada waktunya”. ”Berdamailah dengan orang sekitar kawan, kamu akan membawa kebahagiaan, dengan caramu sendiri, dengan apa yang menjadi beban pikiranmu sekarang. Kata kuncinya, kamu khawatir karena kamu bertanggung jawab, karena kamu peduli”

Aku menjawab,”Aku ingin melihat matanya yang selalu penasaran”. Matanya menerawang, melihat langit. Aku terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Mungkin masalah pelik ini tidak selesai hari ini. Mungkin momentumnya tidak tepat. Tapi aku merasa dapat melihat dari sisi lain. Entah bagaimana rasanya sedikit menyenangkan.

“Terima kasih Rana Bori.”